BUILDING YOUNG MAKERS SMK CETAK GENERASI PENCIPTA
Disadur dalam situs DitPSMK..
Pemerintah sangat mendukung segala usaha dan upaya yang dilakukan berbagai pihak untuk meningkatkan keterampilan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Tanah Air. Karena hal ini sejalan dengan program pemerintah, mengedepankan pendidikan kejuruan untuk menciptakan lulusan yang siap pakai. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus menggali potensi yang ada pada diri pelajar SMK. Terutama memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak-anak SMK yang memiliki ide kreatif dan inovatif serta unggul dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Kita sangat mendukung hal ini, karena apapun namanya itu, hasil yang dicapai anak anak SMK sangat luar biasa. Tentu hal ini dapat terlaksana atas dukungan pemerintah dalam hal ini Kemdikbud beserta jajaran melalui kerjasama yang dijalin dengan berbagai pihak. Baik perusahaan swasta nasional, internasional maupun negara-negara maju yang ikut membantu mengembangkan pendidikan kejuruan di Indonesia,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.
Berbicara di depan peserta peluncuran program Building Young Makers di lantai III Gedung A Kemdikbud (2/5), Muhadjir Effendy menekankan kepada setiap Kepala Sekolah beserta para guru SMK, agar betul-betul dapat memanfaatkan bentuk bantuan apapun dari lembaga internasional yang sudah memiliki reputasi tidak diragukan dan dikembangkan sebaik mungkin.
SMKN 1 Adiwerna Diundang Menteri untuk Pameran Produk Inovasi.
Dalam Kesempatan agenda ini, Melalui Kompetisi Sebelumnya di SMK Inclusive Innovation Challenge, 2 dari 3 tim SMKN 1 Adiwerna melalui Produk AQUMOS dan SI PENDEKAR HUTAN diundang Langsung oleh Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, “Bapak Muhajir Effendi” dalam rangka Gelar Produk Inovatif yang dihadiri Tamu Kenegaraan, Duta Besar Jerman, Dunia Industri (Intel Corp.) Melalaui Kegiatan ini SMKN 1 Adiwerna memamerkan 2 (dua) Produk unggulannya yang fokus terhadap Lingkungan yaitu Aqumos (Air Quality Monitoring System) dan Si Pendekar Hutan (Sistem pendeteksi
kebakaran Hutan). Semua Produk ini dibuat Siswa-Siswi SMKN 1 Adiwerna Kompetensi Keahlian TKJ yang disponsori oleh Intel Indonesia melalui Program teknologi Internet of Things. Karya yang dibuat SMKN 1 Adiwerna merupakan Karya Inovatif yang memang dibuat sebagai kontribusi sebagai Sekolah Riset dan Konservasi dan Adiwiyata Mandiri.
Dalam mengikuti kompetisi yang dilaksanakan Intel, GIZ SET TVET, British Council, para pelajar ini direkrut melalui media online di semua sekolah, di media online ini ada semacam kuis secara bertingkat sampai pada tingkat paling terbaik. Setiap provinsi diambil 30 pelajar terbaik dengan didampingi seorang guru di setiap provinsi, selanjutnya diberikan training atau workshop oleh team yang sudah ditunjuk. Setelah selesai, mereka kembali ke sekolah, ada semacam projectwork yang dikembangkan di training provinsi. Sekolah akan membentuk team masing-masing dan mengembangkan inovasi-inovasi pada pelajaran yang sudah diterima. Jadi, projectnya adalah project innovative dimana materialnya sudah disiapkan dengan segala perlengkapan. Melalui semua itu pelajar bisa berbuat apa saja yang mereka mau buat. Tahun ini adalah tahun kedua kegiatan Building Young Makers, cakupan wilayahnya pun diperluas. Bila setiap provinsi ada 30 pelajar mengikuti training dan satu orang membawa kawan-kawan di sekolahnya antara 5-6 orang, berapa banyak jumlah calon creators yang bisa dihasilkan Indonesia setiap tahunnya dari pelajar SMK? Lantas kemana ujung semua ini? Salah satu harapannya adalah go internasional. Anak-anak ini bisa mengisi event internasional, kompetisi kompetisi internasional, anak-anak kreatif akan bermunculan melalui temuan inovasinya. Berarti Indonesia akan banyak menciptakan berbagai temuan yang diakui dan dapat dipatenkan, dikembangkan dan diimplementasikan.
Intinya adalah bagaimana pemerintah terus berusaha mengembangkan anak-anak ini sekaligus mendampingi mereka, supaya kreasi dan inovasi yang mereka hasilkan menuju kearah yang benar. Bangsa ini akan melihat dan menghasilkan anak-anak dari berbagai sekolah yang memiliki inovasi dan kreatifitas diluar dugaan. “Saya sangat yakin dan optimis, bila ini bisa dihimpun dari tahun ke tahun akan bisa menghasilkan banyak creator muda yang dihasilkan dari anak-anak SMK. Era ke depan, Indonesia akan dapat mengandalkan creator-creator ini. Harapan lainnya, Indonesia akan menghasilkan generasi pencipta kerja bukan sekedar pencari kerja,” harap Waras Kamdi.*