Profil "AQUMOS" Top 3 SMK Inclusive Innovation Challenge
Polusi udara di beberapa kota besar di Indonesia telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala resikonya telah dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah. Namun, jarang disadari entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru-paru akibat polusi udara kota. Meskipun sesekali telah turun hujan langit di kota-kota besar di Indonesia tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Diperkirakan dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit diberbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit.
Ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai oleh dalam program ini, antara lain:
- Mengimplementasi desain “AQUMOS (Air Quality Monitoring System)”, sistem pendeteksi kadar polutan di udara berbasis Internet Of Things.
- Mendeteksi kualitas udara di lingkungan SMK N 1 Adiwerna agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut jika kualitas udara memburuk.
Hasil dari penelitian dari kelompok “Celcius” ini diharapkan dapat memberi manfaat yang secara umum yaitu:
- Bagi Perancang, Programmer dan seluruh anggota yang mengerjakan proyek ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam pembuatan inovasi produk teknologi tepat guna.
- Bagi Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar dengan pemanfaatan teknologi yang kami kerjakan.
Sistem Aqumes terbagi dari bebrapa bagian diantaranya: Menggunakan Intel Galileo sebagai pengendalian utama. Menggunakan sensor Sharp Dust sebagai pendeteksi kadar polutan. LCD Monitor untuk monitoring kadar polutan
Dari hasil uji coba, alat dapat berfungsi dengan semestinya. Alat dapat mendeteksi keadaan udara dengan baik dan akurat. Udara normal memiliki kadar polutan 0,2 – 0,8 mg/m^3. Kadar polutan tidak normal ditemukan pada angka 0,14 – 0,17 mg/m^3.
Sementara ini alat yang dibuat masih sangat sederhana, dengan hanya menerapkan prototipe. Untuk prospek selanjutnya akan dikembangan menjadi lebih kompleks lagi, dengan penambahan buzzer sebagai indikator keadaan udara tidak baik.
Alat ini merupakan teknologi Revolusi Industri 4.0 Berbasis IoT untuk mengatasi masalah pencemaran udara yang kian merajalela. Sebagai deteksi dini akan kadar polutan yang tinggi pada suatu daerah. Jika digunakan dengan metode yang baik dan benar maka alat ini dapat diterapkan untuk menyelamatkan milyaran manusia yang terancam akan penyakit saluran pernapasan.
Inventor:
- Ahmad Ali Syabana
- Frisko Mayufi
- Galang Satria B
- Hidayatul Munawaroh
- Muhammad Akbal A
- M. Singgih Lesmana
Pembimbing:
- Muh. Nana Aviciena, S.Pd (SMKN 1 Adiwerna)
- Budi Prasetya (Mentor Intel Indonesia)